.

Terima kasih sudah berkunjung salam kenal dariku, jangan lupa kasih komentar ya ^_^

Selasa, 01 Juli 2014

PERUSAHAAN JASA KASUS :SAHAM PT.ADHI KARYA


TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI

PERUSAHAAN JASA

KASUS :SAHAM PT.ADHI KARYA

kelompok 11:

Herlina Ika Padmawati 1105111274

Eti Purwaningsih 1105111267

Hendra Dian Purnama 1105111278

Mukti Darmawan 1105111285



FAKULTAS BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang



Salah satu yang melatar belakangi berdirinya perusahaan jasa dilihat dari pengertian perusahaan yaitu suatu organisasi dimana sumber daya (input) dasarseperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan. Jasa merupakan hal yang biasa kita dengar sehari-hari dalam berbagai kegiatan yang dilakukan. Jasa juga dapat dikaitkan dengan sarana penunjang dari produk yang dibeli agar tercipta kepuasan konsumen. Juga salah satu faktor berdirinya perusahaan jasa adalah kebutuhan manusia yang tidak terbatas selain barang yang berwujud manusia juga perlu pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan hidupnya.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari perusahaan jasa ini yaitu :

1. Apakah pengertian dari perusahaan jasa itu sendiri?

2. Gambaran sekilas tengan perusahaan jasa?

3. Bagaimana contoh kasus saham perusahaan jasa?


BAB II

PEMBAHASAN


2.1. Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan ekonominya menjual dalam bentuk jasa. Contoh perusahaan jasa adalah perusahaan konstruksi travel, salon, dan asuransi. Perusahaan jasa merupakan sebuah jenis usaha yang memberikan pelayanan dan tidak menjual produk dalam wujud barang. Produk yang dihasilkan perusahaan semacam ini lebih bersifat tangible atau tidak terlihat. Selain itu, nilai dari produk yang dihasilkan tidak bisa diukur secara kuantitatif, melainkan hanya bisa dirasakan secara kualitas. Contoh perusahaan jasa ini misalnya perusahaan taksi atau jasa ekspedisi. Kedua perusahaan ini memberikan produknya dengan melayani pengiriman barangatau mengantarkan seseorang hingga ke tempat tujuannya. Inilah yang membedakan perusahaan jasa dengan perusahaan yang menjual produk seperti perusahaan yang memproduksi sabun mandi atau mobil. Perusahaan jasa ini pada dasarnya bertujuan untuk membantu suatu pihak dalam menyelesaikan kepentingan mereka. Seperti perusahaan taksi, merekamembantu seseorang untuk bepergian.Ada beberapa karakteristik dalam sebuah perusahaan jasa. Karakter pertama adalah produk yang dihasilkan perusahaan jasa adalah produk yang tidak bisa dilihat,disentuh atau dibaui. Kedua, produk yang dihasilkan tidak memiliki umur sehingga bisa digunakan selama seseorang membutuhkannya. Karakteristik ketiga adalah nilai yang digunakan untuk produk yang dihasilkan tidak bisa ditentukan. Selama seseorang merasa puas atas pelayanan yang diberikan maka dia berhak memberikan nilai tambah atas produk yang sudah dirasakannya. Dari sinilah kunci keberhasilan sebuah perusahaan jasa ditentukan. Apabila seorang konsumen merasa tidak puas dengan pelayanan perusahaan tersebut, maka dia akan berpotensi menyebarkan informasi negatif minimal pada lima orang. Sementara, apabila dia merasa puas maka dia akan merekomendasikan perusahaan jasa tersebut kepada orang lain seumur hidupnya. Intinya, jangan pernah membuat pelanggan merasa kecewa atas pelayanan yang diberikan perusahaan jasa Anda. Aktivitas yang terjadi di perusahaan jasa meliputi :· Hanya jual jasa· Tidak memiliki persediaan jasa· Jika ada persediaan, hanya berupa bahan habis pakai untuk menghasilkan jasa.

Ciri-ciri perusahaan jasa :

1. Ketidakberwujudan (intangibility) : jasa tidak dalam bentuk fisik sehingga tidak dapat disimpan dan harus segera dikonsumsi pada saat diperoleh.

2. Ketakterpisahkan (inseparability) : konsumen tidak terlibat dalam jasa tersebut tetapi jasa diberikan dalam hal tertentu seperti acara televisi.

3. Keanekaragaman (heterogenity) : jenis dan kualitas layanan berbeda – beda.

4. Keterlenyapan (perishability) : manfaat mereka pada jasa akan habis dengan cepat sehingga konsumsi jasa akan dilakukan konsumen secara berulang. Misal jasa cucimotor.

2.2. Perbedaan perusahaan jasa dengan perusahaan dagang

Ditinjau dari kegiatannya, maka perusahaan jasa kegiatan pokoknya adalah menjual jasa kepada pihak-pihak yang memerlukan dengan mengeluarkan pengorbanan dalam bentuk jasa untuk tujuan memperoleh laba atau keuntungan yang ditetapkan. Sedangkan perusahaan dagang kegiatan pokok usahanya adalah melakukan transaksi pembelian barang dagang dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk barang tersebut lebih dahulu. Kalau terjadi pengolahan maka pengolahan itu biasanya terbatas pada pengepakan atau pengemasan supaya barang tersebut menjadi lebih menarik. Pendapatan dan beban dalam perusahaan jasa dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut :

Pendapatan Jasa xxx

Beban operasi (xxx)

LABA BERSIH xxx

Sedangkan pendapatan dan beban dalam perusahaan dagang dalam laporan labarugi adalah sebagai berikut :

Penjualan xxx

HPP (xxx)

Beban Operasi (xxx)

LABA BERSIH xxx

Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang yang lain adalah perusahaan jasa adalah perusahaan yang menjual jasa saja, sedangkan perusahaandagang adalah perusahaan yang membeli barang lantas menjualnya. Akibatnya dalam perusahaan dagang timbul akun-akun pembelian, ongkos angkut pembelian, retur dan potongan pembelian, persediaan barang, dan harga pokok penjualan. Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang juga terdapat pada laporan laba rugi yang terdapat pada masing-masing perusahaan tersebut. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang, sehingga dalam laporan laba rugi tidak terdapat komponen atau akun harga pokok penjualan, sedangkan pada perusahaan dagang muncul akun persediaan dan membutuhkan perhitungan Harga pokok penjualan.

Sektor perusahaan jasa yang ada di Bursa efek Indonesia antara lain :

Sektor Properti dan realestate

Sektor Infrastruktur utilitas dan transportasi

Sektor keuangan

Sektor perdagangan jasa investasi



CONTOH KASUS INVESTASI PERUSAHAAN JASA

Saham Perusahaan Jasa Konstruksi Indonesia

Dalam banyak prediksi para analis, disebutkan bahwa tahun 2012-2013 adalah masa yang cukup baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Secara berturut-turut pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pada kisaran 5,5%-6,5% bahkan ketika krisis eropa sedang memanas lagi usai krisis pada 2008. Lalu bagaimana dampaknya bagi usaha Jasa Konstruksi di Indonesia ?

Tulisan berikut akan menyajikan data perkembangan saham dan sedikit ulasan mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap Tiga perusahaan Jasa Konstruksi terbesar Indonesia yang listing di Bursa Efek Indonesia yaitu:
PT. PP (Persero)
PT. Wijaya Karya (Persero)
PT. Adi Karya

Kita ambil PT. Adhi Karya sebagai contoh

PT. Adhi Karya

Nama Adhi Karya untuk pertama kalinya tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja pada tanggal 11 Maret 1960.Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1961 Adhi Karya ditetapkan menjadi Perseroan Negara Adhi Karya. Pada tahun itu juga, berdasarkan PP yang sama Perseroan Bengunan bekas milik Belanda yang telah dinasionalisasikan, yaitu Associate NV, dilebur ke dalam Perseroan.

ADHI (kode emiten untuk Adhi Karya) listing di BEI dengan harga IPO Rp. 150,-/lembar. Berikut adalah perkembangan harga saham ADHI sejak tahun 2010.



Pada Awal Februari 2010, harga saham ADHI berada pada 370/lbr. Harga saham naik pada sekitar triwulan III 2010 hingga mencapai 1050/lbr.Namun harga saham turun selama setahun hingga mencapai 440/lbr pada akhir 2011.Harga kembali naik pada bulan Mei 2012 hingga mencapai 1140/lbr.Saat ini harga cukup stabil di angka 900/lbr.

Perkembangan harga saham emiten ADHI memang cukup fluktuatif.Jika dilihat sejak awal tahun 2010, harga saham telah mengalami kenaikan 149%. Cukup tinggi dibanding dengan pertumbuhan PDB dalam kurun waktu yang sama.

Bagaimana dengan pertumbuhan laba? ADHI menghasilkan laba sebesar Rp. 23,1 Miliar pada semester I 2010 dan naik menjadi Rp. 29,05 Miliar pada semester I 2012 atau mengalami kenaikan sebesar 25,8% dalam dua tahun. Angka pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dibanding WIKA.

Kenaikan harga saham sebesar 149% tentu saja jauh di atas pertumbuhan laba.Lagi-lagi perlu diingat bahwa variabel harga saham tidaklah sesederhana variabel laba.Setidaknya ADHI bisa jadi lebih beruntung dengan pertumbuhan laba terkecil diantara PTPP dan WIKA, namun mendapat kenaikan harga saham yang cukup tinggi.

Penilaian saham

Price Earning Ratio

PER juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Keinginan investor melakukan analisis saham melalui rasio-rasio keuangan seperti PER, dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil (return) yang layak dari suatu investasi saham. Semakin besar PER suatu saham maka menyatakan saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per saham. Jika dikatakan suatu saham mempunyai PER 5 kali, berarti harga saham tersebut 5 kali lipat terhadap EPSnya.

Saham yang memiliki PER yang semakin kecil bagi pemodal akan semakin bagus, karena saham tersebut memiliki harga yang semakin murah. PER merupakan salah satu segi untuk memandang kinerja harga saham.

Formula dasar utnuk menghitung Price Earning Ratio adalah

Dimana :
Untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghitung laba bersih per saham



Industri konstruksi merupakan industri yang mendapat berkah atas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengesankan pada beberapa tahun terakhir. Buktinya, laporan keuangan perusahaan konstruksi yang listing di BEI cukup kinclong hingga semester I 2012. Tercatat empat perusahaan yang layak menjadi nominasi terbaik yaitu PT. PP (Persero), PT. Total Bangun Persada, PT. Wijaya Karya (Persero), dan PT. Adhi Karya (Persero). So, which one the best? Mari kita telusuri laporan keuangan terakhir keempat perusahaan kontruksi tersebut.

Tulisan ini bisa saja sesi ke dua atas tulisan sebelumnya yang mencoba menghubungkan kinerja pertumbuhan ekonomi, kinerja laba, dan perkembangan harga saham emiten jasa konstruksi. Pada tulisan ini, lebih fokus mengulas masalah yang lebih detil dalam laporan keuangan mereka. Bicara laporan keuangan tentu tak lepas juga bicara atas bagaimana perilaku investor atas perusahaan tersebut.

Beberapa hal yang menjadi paramater penilaian adalah:
Penjualan dan pertumbuhannya
Laba bersih dan pertumbuhannya
Operational Margin
PER / PE (Price Earning Ratio)
PBV (Price to Book Value)
DER (Debt Equity Ratio)
ROE (Return on Equity Ratio)

Data yang dinilai adalah data terakhir laporan keuangan ke-empat perusahaan jasa konstruksi tersebut yaitu laporan keuangan Triwulan I dan II tahun 2012 yang diambil dari BEI yang dihubungkan dengan data yang sama pada tahun sebelumnya untuk mengetahui tingkat pertumbuhannya selama setahun. Data tersebut dikompilasikan menjadi tabel di bawah ini:



1. Penjualan dan Pertumbuhannya

Dari aspek penjualan, terlihat bahwa pada kuartal 1 dan 2 WIKA menjadi yang teratas dengan nilai sales 4023,8 Miliar, diikuti oleh PTPP sebesar 2063,3 Miliar dan ADHI sebesar 1801,9 Miliar. Namun dari sisi pertumbuhan penjualan PTPP mencatat pertumbuhan tertinggi dibandingkan yang lainnya pada kuartal 2 sebesar 23,3%. Hasil negatif dicatat oleh ADHI baik pada kuartal 1 maupun kuartal 2. PTPP dan WIKA cukup stabil dan bersaing dalam hal pertumbuhan penjualan pada kuartal 1 dan 2.



2. Laba bersih dan Pertumbuhannya

Laba bersih atau net income dipimpin oleh WIKA dengan 180,1 Miliar yang diikuti oleh TOTL dan PTPP. ADHI mencatatkan laba bersih yang cukup kecil di kuartal 2 yaitu sebesar 29,1 Miliar. Dilihat dari sisi pertumbuhannya di kuartal ke 2, PTPP mencapai hasil tertinggi yaitu 44,1% yang diikuti oleh TOTL sebesar 38,6%. ADHI yang mencatat laba bersih terendah, namun memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 34,7%.



3. Operational Margin dan Fluktuasinya

TOTL menjadi juara pada aspek Operational margin di kuartal ke 2 dengan nilai 10,2% diikuti oleh PTPP dan WIKA. Namun jika diperhatikan nilai operational margin pada kuartal 1 dan 2 TOTL mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Berbeda dengan PTPP yang stabil di 8,2%. WIKA mengalami penurunan dari 8,6% ke 7,9% dan menjadi satu-satunya perusahaan konstruksi yang mengalami penurunan dari aspek operational margin. Sedangkan ADHI merupakan yang terendah namun mengalami peningkatan cukup baik dari 5,4% ke 6,3%. TOTL menjadi juara atas parameter ini secara umum dan bisa disimpulkan bahwa TOTL yang merupakan perusahaan konstruksi swasta selektif dalam memilih proyek dan cukup baik dalam menekan risiko sehingga menghasilkan operational margin yang paling tinggi.



4. PER dan Fluktuasinya

PER atau Price Earning Ratio merupakan parameter yang menilai mahal atau tidaknya suatu saham. Semakin tinggi nilai PER, maka harga saham bisa dikatakan semakin mahal. Parameter ini menjadi indikator penting bagi investor. Dari aspek ini secara umum dilihat pada kuartal 1 dan 2, ADHI merupakan perusahaan konstruksi yang sahamnya termahal. Tidak hanya termahal, namun terpaut jauh dibandingkan dengan yang lainnya. Di bawahnya ada PTPP dan WIKA. Perubahan dari kuartal 1 dan 2, terlihat hampir semua saham perusahaan konstruksi menjadi lebih murah kecuali WIKA. Hal ini berarti saham WIKA lebih cepat menyesuaikan harga atas membaiknya kondisi perekonomian dan kondisi laporan keuangan dibandingkan dengan yang lainnya. Terlihat ADHI mengalami perubahan PER yang signifikan yang lebih dari separo dari pada kuartal sebelumnya. Jika dihubungkan dengan PER rerata atas keempatnya. Dapat disimpulkan bahwa ADHI cukup diminati investor walaupun profitabilitasnya tidak setinggi minat investor. Investor seperti punya keyakinan atas ADHI.



5. PBV dan Fluktuasinya

PBV atau Price to Book Value merupakan parameter lain yang terkait dengan penilaian mahal tidaknya suatu saham. Bedanya dengan PER, PBV dinilai atas harga buku yang dibandingkan dengan harga saham. TOTL merupakan perusahaan termahal jika dinilai dari PBV kuartal 2 dan termurah adalah ADHI dengan nilai PBV masing-masing 2,7 dan 1,8. Umumnya keempat perusahaan semakin mahal harganya dari kuartal 1 ke kuartal 2. Ini berarti semua perusahaan konstruksi semakin diminati oleh investor sehingga perkembangan harga lebih tinggi dibanding perkembangan harga buku.



6. DER dan Fluktuasinya

DER atau Debt Equity Ratio adalah rasio hutang atas ekuitas. Parameter ini dapat memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam mengelola cash flow. Hutang tentu berdampak biaya bunga. Jika hutang tidak dikelola dengan baik atau tidak berbuah laba yang lebih tinggi dari nilai bunga, tentu perusahaan akan merugi. DER yang lebih kecil akan lebih baik dari DER yang lebih tinggi. Idealnya nilai DER adalah 0,3. Namun untuk perusahaan konstruksi nilai DER di atas 1,5.

Dari aspek DER, TOTL adalah yang terbaik dengan nilai DER sebesar 2,0. Nilai DER tertinggi adalah ADHI yang diikuti oleh PTPP. Secara umum nilai DER pada keempat perusahaan konstruksi ini meningkat dari kuartal 1 ke kuartal 2. Peningkatan terkecil dialami oleh TOTL dan yang terbesar oleh PTPP.

Dalam hal DER, TOTL terlihat konsisten memilih proyek dengan term of payment yang baik. Hal ini mengingat perusahaan tersebut murni perusahaan konstruksi. Berbeda dengan WIKA, PTPP, dan ADHI yang sudah tidak murni perusahaan konstruksi karena mulai menjadi perusahaan investasi dan trade company.


7. ROE dan Fluktuasinya

ROE atau Return on Equity adalah tingkat pengembalian atas modal. Rasio ini merupakan rasio profitabilitas yang terpenting dalam menilai kinerja perusahaan. Siapa yang terbaik? Dari tabel di atas, TOTL adalah juaranya. ROE TOTL cukup jauh meninggalkan pesaingnya di angka 27,6% diikuti oleh WIKA yang cukup stabil di level 14%-15%. PTPP dalam hal ini cukup moderat dan naik perlahan walaupun belum tembus double digit. Sedangkan ADHI terkesan sedang mengalami problem “masa lalu” dimana ROE awal tahun selalu berada di level 1%-2% akan tetapi di kuartal 4 di level 18%-22%. Ini berbeda dengan ketiga perusahaan yang lain dimana selisih nilai pada kuartal 4 ke kuartal 1 tahun berikutnya tidak selebar ADHI.


Kesimpulan

Kajian atas beberapa parameter di atas yang walaupun cukup sederhana, namun secara garis besar dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Perusahaan konstruksi terbesar adalah WIKA yang diikuti oleh PTPP. Dengan melihat produk usahanya, WIKA merupakan produsen precast terbesar yang mengkontribusi laba lebih 50% atas laba bersih WIKA. Sedangkan PTPP sangat didominasi oleh usaha konstruksinya dimana pencapaian laba semester I sangat ditunjang oleh unit barunya yaitu EPC. Atas kondisi tersebut bisa dikatakan PTPP merupakan perusahaan jasa konstruksi terbesar di Indonesia. Terlebih PTPP baru saja memenangkan tender New Tanjung Priok senilai 9 Triliun yang sudah pasti akan mengkontribusi laba sangat besar selama 4 tahun berikutnya. PTPP sangat berpotensi menjadi perusahaan konstruksi nomor satu pada tahun-tahun yang akan datang.
TOTL merupakan perusahaan jasa konstruksi yang cukup selektif dalam memilih proyek yang akan dikerjakan. Tidak hanya dari sisi term of payment, tapi juga dari sisi risiko dan pengelolaannya. Sehingga menjadikan TOTL cukup handal dari sisi ROE, operational margin dan DER. Tak heran harga sahamnya bisa dikatakan cukup mahal jika dilihat atas PBV. Namun paling murah dilihat dari aspek PER. Saat ini TOTL merupakan salah satu target investasi oleh para Investor selain WIKA yang tumbuh baik dan stabil namun harga sahamnya sudah agak mahal.
ADHI bisa jadi sedang mengalami masa-masa sulit atau setidaknya mulai bangkit dan ternyata masih cukup disayang investor karena nama besarnya. Bagaimana tidak? Dengan sales yang turun, laba bersih yang terbilang kecil untuk size nya yang gajah, ROE yang lebih rendah dibanding bunga deposito 6 bulan, harga saham yang kemahalan dan tingkat hutang atas modal yang kelewat tinggi, ADHI seperti sedang sakit yang bisa jadi bukan “demam biasa”. Walau demikian, ADHI terlihat menyimpan beberapa harapan sembuh dengan pertumbuhan laba bersih yang cukup signifikan, hampir sama dengan kondisi perusahaan yang baru tumbuh dan akan besar.



BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya ekonominya menjualdalam bentuk jasa. Contoh perusahaan jasa adalah perusahaan travel, salon, danasuransi.Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang juga terdapat padalaporan laba rugi yang terdapat pada masing-masing perusahaan tersebut.

Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang, sehingga dalam laporan laba rugi tidak terdapat komponen atau akun harga pokok penjualan, sedangkan pada perusahaandagang muncul akun persediaan dan membutuhkan perhitungan Harga pokok penjualan.



DAFTAR PUSTAKA

http://maistrofisika.blogspot.com/2012/01/makalah-perbedaan-perusahaan-jasa.htmlhttp://ilmubisnisoke.blogspot.com/2011/01/pembahasan-mengenai-jasa.htmlhttp://blogforlearningnanda.blogspot.com/2011/04/perbedaan-perusahaan-dagang-dan.htmlhttp://carapedia.com/pengertian_definisi_perusahaan_info2035.html

1 komentar:

  1. Rebat FBS TERBESAR – Dapatkan pengembalian rebat atau komisi
    hingga 70% dari setiap transaksi yang anda lakukan baik loss maupun
    profit,bergabung sekarang juga dengan kami
    trading forex fbsasian.com
    -----------------
    Kelebihan Broker Forex FBS
    1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
    2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
    3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
    4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
    5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANL LOKAL
    Indonesia dan banyak lagi yang lainya
    Buka akun anda di fbsasian.com
    -----------------
    Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
    Tlp : 085364558922
    BBM : fbs2009

    BalasHapus