.

Terima kasih sudah berkunjung salam kenal dariku, jangan lupa kasih komentar ya ^_^

Selasa, 01 Juli 2014

PERANAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN DI INDONESIA

PERANAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN DI INDONESIA

Oleh Hendra Dian Purnama

Universitas Tekhnologi Yogyakarta

Abstrak

mahasiswa disebut sebagai bibit pembawa perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa adalah sosok penuh semangat yang kaya akan ide ide cemerlang yang bisa mengakibatkan perubahan pembangunan ke arah yang lebih baik. Banyak inovasi inovasi yang tercipta berkat tangan besi mahasiswa. Lewat proses pembelajaran di kampus secara tidak langsung pun mahasiswa sudah berkomitmen untuk turut serta dan berperan aktif dalam pembangunan. Semakin banyak informasi dan potensi yang didapat seseorang ketika sudah menjadi seorang mahasiswa. Informasi tersebut kemudian dikembangkan dan dipadu padankan dengan kesempatan dan kenyataan yang ada untuk terjun lebih jauh ke dalam pembangunan bangsa ini.

Kata kunci : Mahasiswa, Pembangunan nasional




BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaanya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya. Tujuan pembangunan nasional itu sendiri, adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Maksudnya adalah setiap warga Negara Indonesia harus ikut serta dan berperan dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing.

Keikutsertaan setiap warga Negara dalam pembangunan nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar, membayar pajak, melestarikan lingkungan hidup, menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, menjaga ketertiban dan keamanan, dan sebagainya.



B. Rumusan Masalah

1. Bagaiman peran mahasiswa dalam pembangunan nasional?

2. Bagaimana potensi mahasiswa?


C. Metode Penelitian

Karya tulis ini dibuat dengan metode penelitian studi pustaka dengan melakukan analisis peran mahasiswa di Indonesia. Metode ini merupakan prosedur penulisan dengan menerpakan peran mahasiswa bagi bangsa dan memaparkan pemahaman yang sesuai dengan sasaran penulis.


BAB II

KAJIAN TEORI


A. PENGERTIAN PEMBANGUNAN

Pada umumnya negara-negara yang diklasifikasikan sebagai negara berkembang adalah negara yang sedang berkembang atau negara yang sedang membangun.

Jadi, pengertian pembangunan adalah negara yang sedang menata atau merintis suatu perubahan baik secara fisik atau non-fisik (Pembangunan Sumber Daya Manusia / Sumber Daya Alam atau pembangunan di bidang teknologi dan komunikasi) yang disebut kemajuan.

1. Pembangunan Sosial

Dalam berbagai referensi ditemukan beberapa rumusan tentang pembangunan sosial dari yang bersifat umum sampai rumusan yang bersifat spesifik. Di mana pembangunan yang sangat berkaitan atau behubungan relasi, relasi sosial, sistem-sistem sosial, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan sifat sosial.

Sementara itu, pembangunan nasional dapat dilihat kaitannya dalam rangka upaya mewujudkan cita-cita kesejahteraan sosial masyarakat.

2. Pembangunan Sumber Daya Manusia

Salah satu fakta pendukung utama dalam pembangunan nasional adalah pembangunan SDM, karena pembangunan SDM merupakan tolak ukur berhasilnya sebuah pembangunan. Maka pembangunan SDM harus dimulai sejak dini dimana manusia itu lahir hingga dewasa.


BAB III

PEMBAHASAN



I. Peranan Mahasiswa Dalam Pembangunan



Apanila yang terlintas dibenak kita ketika kita mendengar kata “mahasiswa”, mungkin tidak hanya satu jawaban yang akan terucap dari banyak orang dengan beranekaragam latar belakang pendidikan. Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang mahasisawa apabila ia tecatat sebagai mahasiswa secara administrasi sebuah perguruan tinggi yang tentunya mengikuti kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan lainnya. Status ini menjadi mutlak apabila kita bicara dalam konteks pendidikan formal. Ternyata dibalik status itu masih banyak sekali peranan seorang yang menyandang status mahasiswa untuk menunjukan perannya pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejarah membuktukan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam pergantian rezim yang dictator menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai contoh gerakan mahasiswa bersama komponen bangsa lainnya yang ketika itu masyarakat, parpol dan ABRI dalam menyuarakan TRITURA (Tiga Tuntutan Rakyat) yang berhasil menggantikan rezim kekuasaan saat itu yang dinilai cenderung terlalu berpihak pada haluan kiri. Kemudian bagaimana peristiwa Malari (Petaka Lima Belas Januari) yang dimotori oleh Hariman Siregar yang notabene sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, dan masih membekas di ingatan kita ketika kekuatan mahasiswa untuk menggulingkan rezim orde baru yang otoriter telah bekuasa selama 32 tahun. Itu merupakan bukti-bukti nyata dimana mahasiswa menunjukan peranannya dikancah perpolitikan nasional yang tentunya untuk menciptakan keselarasan menuju masyaarakat yang makmur sentosa, meskipun sampai sekarang buah tangan dari perjuangan mahasiswa tersebut masih jauh panggang dari api. Sehingga dapat disimuplkan bahwa kekuatan mahasiswa dalam berkancah polotik nasioanal menjadi patut diperhitungkan sebagai gerakan yang murni membela kepentingan rakyat semata.



Sekarang mari kita tengok aktivitas mahasiswa zaman sekarang, Amien Rais pernah mengutarakan intensitas dan kualitas dari gerakan kemahasiswaan cenderung mengalami penurunan seiring datangnya era globalisasi ke negeri kita tercinta ini, kebanyakan dari mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang kurang jelas manfaatnya, forum-forum diskusi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kenegaraan tidak pernah dijejali oleh mahasiswa sebaliknya tempat-tempat hiburan malah disesaki para mahasiswa. Penulis tidak melarang tentunya sebatas itu tidak melanggar syariat, karena sebagai manusia tentunya kita juga butuh yang namanya hiburan. Tetapi hal itu juga harus disaring dengan kekuatan iman kita. Kembali kepada kualitas gerakan kemahasiswaan masa sekarang yang cenderung menurun, maka sadar ataupun tidak itu merupakan efek dari masuknya era globalisasi ke Indonesia tanpa diharmonisasi dengan manajemen waktu dan diri yang baik. Untuk membangun citra mahasiswa sebagai agen pembaharu ataupun kaum intelektual yang mana dipundaknya ada masa depan bangsa ini yang akan dilabuhkan dimana, maka kita harus memupuk arasa persaudaraan dan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Selain itu tentunya kita perlu membangun konsep intelektuaql dalam gerakan yang sinergi dan terarah menuju masyarakat yang adli dan makmur. Sehingga kedepan mahasiswa tidak hanya dikenal lewat aktivitasnya ketika menjalani perkuliahaan saja, tetapi sebagai elemen bangsa yang peka terhadap kondsisi permasalahan disekitarnya.



II. Potensi-potensi Mahasiswa



Sebenarnya apa saja peran mahasiswa yang bisa dimainkannya dalam pembangunan daerah? Hal ini perlu dipahami bersama, karena ketidak jelasan peran akan menimbulkan kegamangan. Dan kegamangan akan mengakibatkan ketidak produktifan. Maka tentang peran mahasiswa dalam pembangunan ini perlu kita ulas lebih jauh. Namun kita perlu dahulu melihat seberapa jauh potensi yang dimiliki oleh mahasiswa. Sehingga apa saja peran yang dapat dimainkan nanti, bisa kita lihat dari potensi yang ada dalam diri mereka.



1. Pertama, kita dapat melihat potensi mahasiswa dari aspek karakternya. Kita pahami bersama, bahwa mahasiswa memiliki karakter idealis. Semua hal dilihat dan ingin dibentuk dalam tataran ideal. Baik dalam kehidupan mahasiswa itu sendiri, keorganisasian, berbagai sistem dan kebijakan dalam masyarakat maupun dalam kehidupan negara. Mahasiswa biasanya menjadi orang yang paling resah dengan ketidakberesan, benci dengan ketidakadilan, menginginkan tegaknya aturan dan norma kebaikan. Dengan begitu tepatlah manakala mahasiswa disebut sebagai social control, mengkritisi setiap ketidakberesan berjalannya sistem di Indonesia



2. Kedua, potensi mereka dilihat dari aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah. Seorang mahasiswa akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya. Atau, jika hal yang ada belum pernah ditemui sebelumnya, maka mereka sudah memiliki bekal yang metodologis dan sistematis tentang bagaimana cara menemukan pemecahan problem-problem yang ada. Tiada lain dengan riset, baik riset di bidang eksak maupun noneksak.

Potensi dari dua aspek yang ada itulah yang akan membuat mahasiswa dapat melakukan perannya. Syaratnya, kedua potensi itu benar-benar dikembangkan secara optimal oleh mereka baik secara personal maupun komunal sehingga dapat menjadi senjata yang siap digunakan untuk memberikan kemanfaatan terbesar bagi masyarakat.





III. Karakteristik Mahasiswa



Bagaimanakah tipe mahasiswa yang memiliki peran dalam pembangunan di Indonesia? Ada tiga karakteristik mahasiswa yaitu mahasiswa tipe pemimpin, mahasiswa tipe aktivis, dan mahasiswa biasa.

1. Mahasiswa tipe pemimpin adalah individu mahasiswa yang memprakarsai suatu gerakan atau organisasi. Mereka itu umumnya memersepsikan mahasiswa sebagai kontrol sosial, moral force dan dirinya leader tomorrow yang intelek.



2. Mahasiswa tipe aktivis adalah mahasiswa yang aktif turut dalam gerakan atau aksi mahasiswa beberapa kali. Mereka merasa menyenangi kegiatan tersebut, untuk mencari pengalaman dan solider dengan teman-temannya. Mereka tidak terlalu memersepsikan diri sebagai leader tomorrow namun pengalaman hidup perlu dicari di luar studi formalnya.



3. Mahasiswa biasa, jumlahnya paling besar dari dua tipe sebelumnya yaitu sekitar 90%. Mahasiswa tipe ketiga ini kebanyakan dari mereka cenderung pada kegiatan hura-hura yaitu kegiatan yang dapat memberikan kepuasan pribadi, tidak memerlukan komitmen jangka panjang dan dilakukan secara berkelompok atau bersama-sama. Mereka adalah mahasiswa yang tidak segan-segan nyontek, membuat skripsi "Aspal" dan lain-lain.

Tipe mahasiwa pertama dan kedua yang biasanya berperan dalam pembangunan daerah sebagai kontrol atas agenda kebijakan dan pembangunan daerah yang dilaksanakan. Jumlahnya mememang lebih sedikit dari tipe mahasiswa biasa namun mereka mampu membuat suatu aktivitas yang positif dan terkadang menjadi “ancaman” bagi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan yang serampangan. Tipe mahasiswa seperti merekalah nantinya yang menjadi cikal bakal calon pemimpin dimasa yang akan datang.



Adapun kegiatan-kegiatan lain yang dapat mendukung dalam rangka pembentukan karakter mahasiswa dapat dijelaskan melalui tabel berikut.



Tabel 1. Upaya Implementasi Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa




No

Jalur kegiatan

Jenis kegiatan


1

Kurikuler

Terintegrasi melalui perkuliahan


2

Kokurikuler

Kegiatan terprogram dan terstruktur:

Succes skill (ESQ training, OSPEK)

Tutorial Pendidikan Agama

Creativity training

Leadership training

Entrepreneurship training


3

Ekstrakurikuler

Kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan bakat, minat, dan kegemaran mahasiswa: Penalaran, Olahraga, Seni, Minat khusus




Pembangunan karakter mahasiswa melalui jalur kulikuler seperti melalui kegiatan menulis ilmiah berprinsip ESQ 165 dan didukung berbagai kegiatan kokurikuler serta ekstra kurikuler di atas diharapkan dapat menghasilkan mahasiswa yang (1) cerdas komprehensif (cerdas spiritual, emosional/social, intelektual dan kinestetik), (2) memiliki kemauan dan kemampuan untuk berkompetisi, (3) memiliki kemampuan untuk menuangkan daya kreasi, (4) mampu untuk menangkap ide-ide dosen dan perkembangan lingkungan, (5) tanggap dan memiliki sensitifitas terhadap realita kehidupan di masyarakat dan (6) mendapatkan kesempatan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas dan membangun jaringan baik didalam dan diluar kampus. Untuk mewujudkan harapan-harapan tersebut diperlukan upaya-upaya untuk mencapainya.



Melalui upaya-upaya tersebut diharapkan mahasiswa akan menjadi manusia yang tangguh yaitu mahasiswa yang mempunyai kemampuan untuk dapat mengendalikan diri , berlaku sabar, tahan uji dengan penuh kesabaran, dan selalu bersyukur atas nikmat yang selalu diterimanya, merupakan wujud dari karakter manusia yang tangguh. Karakter manusia yang tangguh sangat diperlukan bagi pembangunan bangsa


IV. PERANAN DAN FUNSI MAHASISWA DALAM ERA REFORMASI

Pemikiran kritis, drmokratis dan kontruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita social yang terjadi di masyarakat. Sikap idealism mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa dengan cara mereka sendiri.

Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis yaitu :

1. Sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)

2. Sebagai agen perubahan (agent of change)

3. Sebagai generasi penerus masa depan (iron stock).

Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaun akadenis, tetapi diluar itu wajib memikirkan dan mengembang tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan dami berjalanya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis serta juga kehidupan diluar kampus.



Peran dan funsi mahasiswa dapat ditunjukan :

1. Secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan.

2. Semangat mengawal dan mengawasi jalanya reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap manusia

3. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan.

Dengan begitu mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan social dan silodaritas kerakyatan.



Menurut Arbi Sanit ada empat factor pendorong bagi peningkatan peranan mahasiswa dalam kehidupan pilitik.

1. Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai horison yang luas diantara masyarakat.

2. Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah, sampai di universitas mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik yang terpanjang diantara angkatan muda

3. Kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik dikalangan mahasiswa. di universitas, mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, agama, suku dan bahasa terjalin dalam kegiatan kampus sehari-hari.

4. Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise dalam masyarakat dengan sendirinya merupakan elit didalam kalangan angkatan muda .

Pada saat generasi yang memimpin bangsa ini sudah mulai berguguran pada saat itulah kita yang akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan bangsa ini. Namun apabila hari ini ternyata kita tidak berusaha membangun diri kita sendiri apakah mungkin kita akan membangun bangsa ini suatu saat nanti? Jawabanya ada pada diri anda masing-masing


V. MAHASISWA PELOPOR SEJARAH BANGSA

Mahasiswa telah terbukti selalu menjadi pelopor dalam sejarah suatu bangsa. Pada konteks Indonesia, pengalaman empiric juga membenarkan sekaligus mempertegas realitas tersebut. Catatan sejarah memperlihatkan bahwa dengan kemahiranya dalam menjalankan fungsi sebagai intelektual organic, mahasiswa telah berhasil menumbangkan rezim orde baru dan menghantarkan indonesia kedalam suatu era yang saat ini sedang bergulir, yakni : “orde reformasi”.

Namun pada sisi yang lain, fakta juga membuktikan bahwa sampai dengan saat ini, mahasiswa Indonesia belum mampu untuk mendonkel antek-antek orde baru dari jajaran elite kekuasaan. Padahal sudah menjadi rahasia umum, bahwa kehadiran mereka disitu untuk menutupi segala kebobrokan kolektif yang telah mereka lakukan dimasa lalu. Dengan kenyataan yang demikian, maka tidaklah mengherankan apabila proses reforamasi masih tersendat-sendat dan belum dapat berjalan secara linear. Menurut Sebastian de Gracia (1966 : 72-74), kondisi seoerti ini secara cepat atau lambat otomatis akan menimbulkan suatu situasi anomie yang kuat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang pada akhirnya akan berdampak buruk bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Bertolak dari argument diatas, maka mahasiswa dituntut/diharapkan dapat terjun ke arena politik dalam rangka mengawal seluruh agenda reformasi, demi terwujudnaya masyarakat Indonesia yang adil didalam kemakmuran dan makmur didalam keadilan secara demokratis.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN



Peran mahasiswa bagi bangsa dan Negara ini bukan hanya duduk didepan meja dan dengarkan dosen bicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi-generasi pengganti yang mengganti kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya,dan juga sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negative yang ada pada suatu kaum. Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpatri didalam dada mahasiswa Indonesia baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri. Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayamdalam diri seluruh mahasiswa Indonesia.

Pada bagian ini penyusun ingin mengajak yang dalam hal ini ditujukan kepada para generasi muda pelajar dan mahasiswa, para Dosen dan Guru, seluruh elemen pemerintah baik yang ada di daerah maupun yang ada di pusat serta seluruh lapisan masyarakt Indonesia secara luas agar tetap bersatu demi mempertahankan keutuhan NKRI. Terkadang masalah sepele akan menjadi kompleks jika tidak ada solidaritas di antara sesama kita. Penyusun berharap dengan berpedoman kepada Pancasila, tak akan ada lagi perselisihan di negeri kita tercinta sehingga cita-cita bangsa Indonesia akan tercapai. Pepatah dalam bahasa inggris mengatakan Student Today Leader Tomorrow. Penyusun meyakini bahwa kunci tercapainya cita-cita itu ada ditangan para generasi muda. Oleh karena itu tetaplah semangat dalam meraih apa yang telah menjadi tujuan hidup kita.



DAFTAR PUSTAKA

Ashsholikhin’s Blog, 2010, Makalah Peranan Mahasiswa Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

http://sh0likhin.wordpress.com/2010/03/24/makalah-peranan-mahasiswa-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/



Never Walk Alone, 2012, Makalah : Peranan Mahasiswa dalam Pembangunan Daerah

http://indrawansudarjanto.blogspot.com/2012/01/makalah-peranan-mahasiswa-dalam.html



Eross.Delta, 2011, Peranan Mahasiswa Dalam Pembangunan Bangsa

http://khafidfoundation.wordpress.com/2011/09/22/peranan-mahasiswa-dalam-pembangunan-bangsa/



Hart94 ISD, 2012, Makalah Peranan Mahasiswa Dalam Pembangunan Nasional

http://hart94isd.blogspot.com/2012_03_01_archive.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar