.

Terima kasih sudah berkunjung salam kenal dariku, jangan lupa kasih komentar ya ^_^

Kamis, 01 Maret 2012

"Kau Tetap Yang Ter...muah Di Hati"


Bismillahi..

"Muah...muah iiih gemes banget!" atau, "Duuh... buah
hatiku, belahan jiwa, cup sayang dulu, muah...!" merah
deh tuh pipi. Kadang, yang dicium tersipu malu, hidung
kembang kempis, jempol pun mendadak gede. Gak peduli
kempot atau jerawat di pipi, apapun yang terjadi,
muah...

Idih... ini bukan 'muah-muah'-an yang gak syar'i lho.
Muah... bisa aja antara suami dan istri kan? Muah...
juga selayaknya sering kita tunjukkan kepada anak sang
buah hati, sebagai ungkapan cinta dan sayang, muah...


Namun, waktu tak pernah berhenti berlari mengiringi
keriputnya kulit pipi sang istri, dan kempotnya sang
suami, muah... pun jarang terlihat dan terdengar. Saat
baru menikah, "Bye... bye... Ummi, hati-hati di rumah
ya, assalaamu'alaykum, muah...," diiringi senyum lebar
dan doa sang istri yang tak lupa ngebalas, muah...

Buah hati lahir, satu, dua, bahkan lebih, kesibukan
dan usia pun bertambah, muah... perlahan-lahan senyap,
gak tau rimbanya. Atau bisa jadi, muah... hanya untuk
pipi mulus si kecil, tidak lagi untuk istri yang
pagi-pagi sibuk dengan perlengkapan perang dapurnya
sambil belepotan bumbu masakan.

Menjadi tua, bukankah itu penyakit yang kata
Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam emang gak ada
obatnya? Saat remaja, duhai wajah sungguh cantiknya,
kulit bersih, mulus dan licin penuh perawatan segala
jenis ramuan serta vitamin, namun masa tua pastilah
datang. Juga wajah tampan rupawan hingga menjadi
finalis Cover Boy majalah-majalah remaja, bukanlah
jaminan akan selalu sedap dipandang.

Jelita, wajah mulus tanpa noda, tubuh langsing dengan
berat ideal karena aerobik gak pernah ketinggalan,
mungkin seperti ini kriteria Sang Pangeran. Tuan
Puteri pun tak ketinggalan mensyaratkan, Sang Pangeran
mesti ganteng tampan rupawan, tak tampak lemak di
badan, mungkin seperti sosok binaragawan. Salahkah
jadi sebuah impian?
Onde mande... banyak nian yang diharapkan.

Cantik... boleh aja, kan sebuah fitrah. Demikian juga
harapan agar sang Arjuna laksana binaragawan yang
tampan menawan, atau bagai Gatot Kaca si otot kawat
tulang besi, hingga sang akhwat ngerasa banget
terlindungi. Namun, kriteria fisik itu sangatlah
nisbi. Contohnya, ada yang suka dengan akhwat atau
ikhwan yang berkulit putih, tapikan juga ada yang
bilang kalo, "Hitamlah hitam si tampuk manggis,
walaupun hitam kupandang manis," atau "Buah manggis
buah durian, hitam manis jadi rebutan." Nah lho...

Cantik fisik bagaimanapun hanyalah sedalam kulit,
tampak indah di mata. Saat tua menjelang, lekukan yang
tak diharapkan mungkin mengurangi kejelitaan atau
ketampanan.

Emang... yang terbaik adalah kecantikan akhlak dan
budi pekerti, karena tak lekang oleh panas, tak lapuk
oleh hujan. Kecantikan dalam ini adalah karunia yang
tak ternilai harganya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala,
karena segala gerak tingkah lakunya selalu memancarkan
keindahan akhlak, kebaikan, dan ketulusan yang kalau
dipelihara takkan hilang hingga akhir hayat dikandung
badan.

Karena itu Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam
lebih menekankan agar dalam memilih akhwat yang
terpenting adalah agama-Nya, sebab kalau tidak
demikian niscaya kamu akan celaka, baru dibarengi
harta, keturunan dan kecantikannya (Hadits Shahih
Riwayat Bukhari 6:123, Muslim 4:175). Dan, ketakwaan
ikhwan adalah dasar utama bagi seorang akhwat untuk
menentukan pasangan, sebagaimana Ali bin Abi Tholib
radhiyallahu'anhu pernah mengatakan, jika laki-laki
itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika
ia tidak menyukainya tidaklah ia akan menzaliminya.

Pasangan yang menikah karena cinta yang teramat dalam
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, bagaikan sebatang
pohon di tanah yang subur, akarnya selalu erat
mencengkeram, rimbun daunnya melindungi dari panas dan
hujan, serta buahnya akan memberi kenikmatan. Saking
dalamnya, muah... sebagai salah satu ungkapan cinta
akan selalu menghiasi kehidupan rumah tangga, tanpa
peduli keriput Sang Permaisuri atau kempotnya Sang
Raja.

Ya akhi wa ukhti fillah...
Ikatlah cinta suci karena akhlak serta budi pekerti,
insya Allah akan selalu langgeng hingga akhir waktu
nanti walau apapun yang akan terjadi, indah menghiasi
diri serta mengurai mesra untaian kata 'Kau Tetap Yang
Ter...muah Di Hati.'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar