.

Terima kasih sudah berkunjung salam kenal dariku, jangan lupa kasih komentar ya ^_^

Selasa, 28 Oktober 2014

Bahaya Ikhtilath Di Sekitar Kita Merajalela

Asma Khaula Untuk Al-Mustaqbal Channel

Ikhtilath atau bercampur-baurnya laki-laki (ikhwan) dan perempuan (akhwat) dalam berbagai aspek telah sangat menyedihkan. Di masa penuh fitnah ini, seakan-akan yang haram itu memiliki bayangan “halal”. Sehingga  sedikit saja kita terjerumus atau berada di dalamnya, maka kebinasaan akan menyambut kita dengan tangan terbuka.

Makna Ikhtilâth
Makna ikhtilath secara bahasa adalah bercampurnya sesuatu dengan sesuatu yang lain (Lihat: Lisanul ‘Arab 9/161-162).
Adapun maknanya secara syar’i yaitu percampurbauran antara laki-laki dan perempuan yang tidak hubungan mahram pada suatu tempat. (Lihat: Al Mufashshal Fî Ahkâmil Mar’ah: 3/421 dan Al Mar’atul Muslimah Baina Ijtihâdil Fuqohâ’ wa Mumârasât Al Muslimin hal. 111)

Media Sosial Ladang Ikhtilath
Mengapa disini disebutkan media sosial? Karena di tempat inilah banyak terjadi hal tersebut, yaitu Ikhtilath. Ikhtilath para wanita dengan laki-laki ajnabi (non mahram) untuk tujuan yang rusak, maka hal ini jelas keharamannya.
Baik itu laki-laki atau perempuan yang masih lajang, maupun yang sudah menikah. Hal-hal yang tidak penting mereka bicarakan dengan alasan “maslahat”, “ingin mencari ilmu”, dan sebagainya.

Kepada Engkau Ya Ukhti…
Wahai Ukhti muslimah, lupakah kalian dengan Sabda Rosululloh Shalallohu’alaihi wassalam, “Tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki laki (melainkan fitnah yang datang dari) wanita.” Dikeluarkan oleh Bukhari (9/5096); Muslim (4/2097), Ibnu Majah (3998) dan At-Tirmidzi (2780) dan dia berkata: “Hadits Hasan Shahih”

Maka janganlah kita mengumbar segala sesuatu mengenai pribadi di halaman-halaman media sosial. Yang mengundang decak kagum “komentar tak berguna” untuk memuji dan memberikan perhatian pada kita. Tahanlah diri dari segala sesuatu yang dapat merugikan diri sendiri, keluarga dan orang lain disekitar.
Tidakkah kita merasa sedih dengan orang tua, atau suami? Yang telah berulang kali mengingatkan dan berusaha untuk menjaga kalian, agar kalian menjadi para bidadari di dunya wal akhirat.

Kepada Engkau Ya Akhi…
Begitu juga dengan kaum adam, yang terkadang mereka juga tidak bisa menahan diri ketika melihat hal-hal yang seharusnya tidak mereka lihat ataupun mereka lakukan.

Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’. Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya'” [An-Nuur : 30-31].

Diriwayatkan dalam hadits Abu Hurairah z dari Nabi Muhammad Shalallohu ‘alaihi wassalam, “Sesungguhnya Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, dia akan mendapatkannya, tidak bisa terhindarkan. Maka zinanya mata dengan memandang (yang haram), dan zinanya lisan dengan berbicara. Sementara jiwa itu berangan-angan dan berkeinginan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6243 dan Muslim no. 2657)

Dalam lafadzh lain di sebutkan, “Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperoleh hal itu, tidak bisa terhindarkan. Kedua mata itu berzina dan zinanya dengan memandang (yang haram). Kedua telinga itu berzina dan zinanya dengan mendengarkan (yang haram). Lisan itu berzina dan zinanya dengan berbicara (yang diharamkan). Tangan itu berzina dan zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina dan zinanya dengan melangkah (kepada apa yang diharamkan). Sementara hati itu berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Muslim no. 2657)

Bukan maksud hati untuk memojokkan diri karena kita seorang wanita, bukan. Tapi karena Alloh Ta’ala & RasulNya menyayangi kalian, tidak ingin menjadikan kalian sebagai bahan bakar api neraka, yang umumnya di huni oleh kaum hawa. Na’udzubillahi min dzalik.
wallahua’lam bishshowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar