Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda : “Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat
kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke
dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR.
Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya) Imam
Qurthubi rahimahullah mengomentari hadits di atas dengan pernyataannya :
“Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang
mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan
dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya
mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka
lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk
memalingkan kaum pria dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri
mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka
dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan
sulit menerima jika diajak kepada akhirat.” Hal ini kita dapati pada sabda
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang wanita-wanita yang berpakaian
tapi hakikatnya telanjang dikarenakan minimnya pakaian mereka dan tipisnya
bahan kain yang dipakainya.
Yang demikian ini sesuai dengan komentar Ibnul
‘Abdil Barr rahimahullah ketika menjelaskan sabda Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam tersebut. Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan : “Wanita-wanita yang
dimaksudkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah yang memakai pakaian yang
tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah
wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .”
Mereka adalah wanita-wanita yang hobi menampakkan perhiasan mereka, padahal
Allah subhanahu wa taala telah melarang hal ini dalam firman-Nya : “Dan
janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (An Nur : 31) Imam
Adz Dzahabi rahimahullah menyatakan : “Termasuk dari perbuatan-perbuatan yang
menyebabkan mereka dilaknat ialah menampakkan hiasan emas dan permata yang ada
di dalam niqab (tutup muka/kerudung) mereka, memakai minyak wangi dengan misik
dan yang semisalnya jika mereka keluar rumah … .” Dengan perbuatan seperti ini
berarti mereka secara tidak langsung menyeret kaum pria ke dalam neraka, karena
pada diri kaum wanita terdapat daya tarik syahwat yang sangat kuat. Terlebih
bagi iman yang lemah yang tidak dibentengi dengan ilmu Al Quran dan As Sunnah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri menyatakan di dalam hadits yang
shahih bahwa fitnah yang paling besar yang paling ditakutkan atas kaum pria
adalah fitnahnya wanita. Sejarah sudah berbicara bahwa betapa banyak
tokoh-tokoh legendaris dunia yang tidak beriman kepada Allah subhanahu wa taala
hancur karirnya hanya disebabkan bujuk rayu wanita. Dan berapa banyak
persaudaraan di antara kaum Mukminin terputus hanya dikarenakan wanita. Berapa
banyak seorang anak tega dan menelantarkan ibunya demi mencari cinta seorang
wanita, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang dapat membuktikan bahwa wanita
model mereka ini memang pantas untuk tidak mendapatkan wanginya Surga.
Saudariku Muslimah … . Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah
menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka.
Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa
kepada Allah subhanahu wa taala dan anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun
bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan
mereka tentang akhirat kemudian beliau bersabda : “Bershadaqahlah kalian!
Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah seorang
wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua
pipinya, iapun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab
: “Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR.
Bukhari)
Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan
kalian dari adzab neraka. Semoga Allah subhanahu wa taala menyelamatkan kita
dari adzabnya. KUFUR SAMA SUAMI ( LAKI ) Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam menjelaskan hal ini pada sabda beliau di atas tadi. Kekufuran model ini
terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum Muslimin, yakni seorang
istri yagn mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang
panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri
sebagaimana kata pepatah, panas setahun dihapus oleh hujan sehari. Padahal yang
harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan
suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah
subhanahu wa taala tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam : “Allah tidak akan melihat kepada
wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup
dengannya.” (HR. Nasai)
Hadits di atas adalah peringatan keras bagi para wanita
Mukminah yang menginginkan ridha Allah subhanahu wa taala dan Surga-Nya. Maka
tidak sepantasnya bagi wanita yang mengharapkan akhirat untuk mengkufuri
kebaikan-kebaikan suaminya dan nikmat-nikmat yang diberikannya atau meminta dan
banyak mengadukan hal-hal sepele yang tidak pantas untuk dibesar-besarkan. Jika
demikian keadaannya maka sungguh sangat cocok sekali jika wanita yang kufur
terhadap suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun
mereka tidak kekal di dalamnya. Cukup kiranya istri-istri Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dan para shahabiyah sebagai suri tauladan bagi
istri-istri kaum Mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan
suaminya kepadanya. KENGERIAN NERAKA Allah subhanahu wa taala berfirman : “Hai
orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(At Tahrim : 6) Imam Ath Thabari rahimahullah menyatakan di dalam tafsirnya :
“Ajarkanlah kepada keluargamu amalan ketaatan yang dapat menjaga diri mereka
dari neraka.” Ibnu Abbas radliyallahu anhu juga mengomentari ayat ini :
“Beramallah kalian dengan ketaatan kepada Allah, takutlah kalian untuk
bermaksiat kepada-Nya dan perintahkan keluarga kalian untuk berdzikir, niscaya
Allah menyelamatkan kalian dari neraka.”
Dan masih banyak tafsir para shahabat
dan ulama lainnya yang menganjurkan kita untuk menjaga diri dan keluarga dari
neraka dengan mengerjakan amalan shalih dan menjauhi maksiat kepada Allah
subhanahu wa taala. Di dalam surat lainnya Allah subhanahu wa taala berfirman :
“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang
disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24) Begitu pula dengan
ayat-ayat lainnya yang juga menjelaskan keadaan neraka dan perintah untuk
menjaga diri daripadanya. Kedahsyatan dan kengerian neraka juga dinyatakan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di dalam hadits yang shahih dari Abu
Hurairah radliyallahu anhu bahwasanya beliau bersabda : “Api kalian yang
dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu bagian dari 70 bagian neraka
Jahanam.” ( Shahihul Jami) Jikalau api dunia saja dapat menghanguskan tubuh
kita, bagaimana dengan api neraka yang panasnya 69 kali lipat dibanding panas
api dunia? Semoga Allah subhanahu wa taala menyelamatkan kita dari neraka.
Wahai saudariku Muslimah … Hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian
yang Islami yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan adzab di
akhirat kelak. Allah subhanahu wa taala berfirman : “Dan tinggallah kalian di
rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya
orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (Al Ahzab : 33) Masih banyak
sebab-sebab lainnya yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka.
Tetapi saya hanya mencukupkan tiga sebab ini saja karena memang tiga model
inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan masyarakat negeri kita ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar