.

Terima kasih sudah berkunjung salam kenal dariku, jangan lupa kasih komentar ya ^_^

Rabu, 25 Juni 2014

♥♥ ISTRIKU... Kau Memang CANTIK... ‘Ehm... HATI-nya (I LOVE U HONEY...!) ♥♥

Bismillaahirrahmaanirrahiim


Suami mana yang tidak menyukai ISTRI YANG CANTIK? Ya... Tentu ISTRI YANG CANTIK HATINYA yang lebih utama. Karena secantik apapun sang istri jika tidak disertai cantik hatinya... Masya Allah... Kebahagiaan apakah yang diharapkan???

ISTRIKU...
Ku tak berharap banyak, selain kau membuat hatiku merasa bangga padamu, bangga terhadap “AKHLAKMU YANG MULIA”, bangga terhadap “ISTIQOMAHMU MENJALANKAN IBADAH” kepada Sang Khaliq, Bangga... Bangga... pada “KETEGUHAN DAN KELEMBUTAN HATIMU” yang memancarkan cahaya kemilau di atas tumpukan batu kerikil yang melanda.

=====================

ISTRIKU... Kau Memang CANTIK...

Ketika ku melihatmu kau ‘MEMBUATKU SENANG’ dan terpana... Ketika ku perintah dalam kebaikan kau selalu ‘MENTAATIKU’... Ketika aku tidak ada atau bepergian kau selalu mampu ‘MENJAGA DIRIMU’...

Yang paling pokok bagiku untuk kelestarian keharmonisan kita adalah ‘kau selalu membuatku nyaman ketika ku berada di sampingmu... apalagi jika aku mengajakmu untuk tidur kau tidak pernah menolaknya, sehingga aku sulit untuk marah padamu... Hmm...

Kelemahanmu? NO PROBLEM!! Aku Tak Kan Meninggalkanmu ISTRIKU... CINTAKU... .

Ketika berbicara perihal ‘KELEMAHAN’ atau ‘KEKURANGAN’, tentu tidak terlepas dari bahasan ‘KELEBIHAN’. Begitu pun sebaliknya, jika mencermati suatu ‘KELEBIHAN’ tak kan lepas dari bahasan sebuah ‘KELEMAHAN’.

Nah begitu pula seorang insan tak luput dari kelebihan dan kekurangannya. Namun jarang sekali ada orang yang bijak memahami dan memaklumi kekurangan sesama insan. Termasuk...

YA, termasuk dalam lingkungan RUMAH TANGGA.

Lingkungan baru yang berkumpul DUA INSAN yang tentunya “BERBEDA”. Beda dari mulai jenis kelamin, latar belakang keluarga, pendidikan, lingkungan, pemahaman, adat (tradisi), atau mungkin beda bahasa dan bahkan jenis kulit pun berbeda.


PENGARUH HUTANG LUAR NEGERI TERHADAP APBN


PENGARUH HUTANG LUAR NEGERI TERHADAP APBN
Oleh Hendra Dian P dan Jabarudin Jalil M
Universitas Teknologi Yogyakarta
Abstrak
Di Indonesia hutang luar negeri sangat berpengaruh terhadap APBN. Hal ini dapat dilihat dari data defisit anggaran yang di alami indonesia tiap tahunya. Defisit anggaran inilah yang akhirya harus ditutup dengan hutang, yaitu baik utang dalam negeri maupaun hutang luar negeri. Dari kajian teori yang diambil dan seluruh informasi yang diperoleh, dilakukan analisa yang mana hasilnya dapat diketahui bahwa defisit atau surplus anggaran merefleksikan suatu ketidakseimbangan antara pengeluaran dan penerimaan pemerintah, inilah yang saat ini sedang dialami oleh pemerintah Indonesia. Defisit anggaran terjadi karena hutang luar negeri yang dilakukan oleh pemeritah Indonesia. Kondisi hutang luar negeri pemerintah Indonesia saat ini berada pada angkayang cukup tinggi dan memperihatinkan sehingga pada APBN harus mengalokasikan biaya yang cukup besar untuk membayar pinjaman tersebut yang meliputi pinjaman pokok dan bunga atas pinjaman pada waktu jatuh tempo pembayaran.
Kata kunci: hutang luar negeri, APBN, Defisit Anggaran

Kenapa Wanita Paling Banyak di Neraka?

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya) Imam Qurthubi rahimahullah mengomentari hadits di atas dengan pernyataannya : “Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari akhirat dikarenakan adanya

Minggu, 18 Agustus 2013

Berjilbab Itu Gak Ada Hubungannya Dengan akhlak

Dalam pandangan masyarakat kita, bahwa Wanita berjilbab, adalah wanita yang identik memiliki tatakrama baik, wanita yang santun, yang kalem, rajin shalat, rajin berderma, sering hadir majlis pengajian dan berbagai predikat keshalihahan lainnya.
Oke, boleh jadi sebagian besar wanita berkerudung seperti itu. Sebaliknya, muslimah yang tak berkerudung, meski akhlaknya baik, tentu saja dipandang tak sebaik muslimah berkerudung, hal yang lumrah dan spontanitas terlintas dalam benak.
Akibatnya, jika ada kebetulan wanita berjilbab melakukan sesuatu yang kontradiktif dengan jilbabnya itu, seketika penilaian masyarakat menjadi njomplang sangat negatif sekali. Dan tentu saja jilbabnya seketika menjadi objek atas tindakan yang tak sesuai dengan moral pemakai jilbab. "Jilbaban tapi kok

Kamis, 07 Februari 2013

Hukum Berzina


1. Dalam pandangan islam, zina merupakan perbuatan kriminal (jarimah) yang dikategorikan hukuman hudud. Yakni sejenis hukuman atas perbuatan maksiat yang menjadi hak Allah SWT, sehingga tidak ada seorangpun yang berhak memaafkan kemaksiatan tersebuat, baik oleh penguasa atau pihak berkaitan dengannya. Berdasarkan Qs. an-Nuur (24): 2, pelaku perzina, baik laki-laki maupun perempuan harus dihukum jilid (cambuk) sebanyak 100 kali. Namun, jika pelaku pezina itu sudah muhson (pernah menikah), sebagaimana ketentuan hadist Nabi saw maka diterapkan hukuman rajam.

Istriku di Neraka

Teringat akan kisah seorang istri yang sangat solehah. Ibadahnya rajin, melayani suaminya seperti seorang raja. Tutur katanya halus dan budi pekertinya luar biasa. Hal itu membuat suaminya merasa aman dan tentram hidup bersamanya. Kepercayaan sang suami terhadap istrinya yang akan tetap bersabar atas segala perilakunya, membuat suami merasa mendapatkan kebebasan untuk berbuat apapun.

Sang suami mulai berulah dengan melirik wanita lain. Ketika istrinya mengetahui, dengan bahsa syurga, sang aistri malah menawarkan untuk pologami. Kemudian dengan langkah tenang dan tanpa sedikitpin terbebani atas keberatan istri, akhirnya suami benar-benar menikahi wanita lain. Batin sang istri seolah mulai terasa kacau. Kini praduga negatifnya mulai sering berwacana. Berasumsi bahkan